Dalam olahraga renang, meski seluruh tubuh bekerja, gerakan tangan memegang peranan krusial sebagai Propulsi Utama. Kekuatan dorong yang dihasilkan oleh lengan dan tangan di dalam air adalah faktor penentu kecepatan dan efisiensi. Memahami dan menguasai teknik Propulsi Utama ini akan mengubah cara Anda bergerak di kolam, membuat setiap kayuhan terasa lebih bertenaga dan efektif.
Banyak perenang pemula seringkali mengandalkan tendangan kaki secara berlebihan, mengira itulah sumber kecepatan utama. Padahal, sekitar 80% hingga 90% dorongan maju dalam renang gaya bebas berasal dari gerakan lengan. Jika gerakan tangan tidak optimal, perenang akan membuang banyak energi tanpa mendapatkan dorongan yang sepadan, mirip seperti mendayung perahu dengan sendok. Oleh karena itu, fokus pada Propulsi Utama yang berasal dari lengan adalah kunci untuk performa yang lebih baik.
Untuk memaksimalkan Propulsi Utama dari tangan, konsep “early vertical forearm” (EVF) sangat penting. Ini berarti segera setelah tangan masuk ke air, siku harus tetap tinggi sementara telapak tangan dan lengan bawah segera mengarah ke bawah dan ke belakang. Gerakan ini menciptakan permukaan yang besar untuk “menangkap” dan “menarik” air, memanfaatkan daya tarik air secara maksimal. Perenang harus membayangkan seolah-olah mereka sedang mencengkeram balok air dan menariknya ke belakang tubuh. Gerakan ini harus berlanjut hingga tangan mendorong air sepenuhnya ke belakang, melewati paha, sebelum memulai fase recovery. Penting untuk menjaga tarikan lurus ke belakang, bukan menyamping, untuk menghindari pemborosan energi. Pada hari Sabtu, 8 Februari 2025, pukul 11.00 pagi, di fasilitas Aquatic Training Center “Gelombang Biru,” seorang pelatih renang veteran, Bapak Hadi Wijoyo, mengadakan sesi khusus yang didedikasikan untuk melatih EVF. Ia bahkan menggunakan video bawah air untuk menunjukkan kepada murid-muridnya bagaimana setiap milimeter posisi tangan yang benar dapat memengaruhi propulsi utama secara signifikan.
Latihan drills seperti sculling (menggerakkan tangan di bawah air dalam pola melingkar) atau berenang dengan pull buoy (alat apung di antara kaki) untuk memfokuskan sepenuhnya pada gerakan lengan dapat sangat membantu dalam mengembangkan “rasa air” dan kekuatan tarikan. Dengan terus-menerus menyempurnakan teknik gerakan tangan dan memahami perannya sebagai Propulsi Utama, setiap perenang dapat membuka potensi kecepatan mereka yang sebenarnya dan berenang dengan efisiensi yang jauh lebih tinggi.